Sarekat Dagang Islam
Haloo teman-teman semua? bagaimana kabar kalian? hehe .. kalo gak salah udah 3 hari nggak update yah.. keekekee rasanya sepi juga :P
Yukk mari lanjut ke pembahasan selanjutnya tentang SI atau Sarekat Islam
Sarekat Dagang Islam (SDI) didirikan oleh seorang saudagar kaya raya bernama H. Samanhudi.
Latar belakang didirikannya SDI
ialah
- Terjadinya persaingan perdagangan antara pedagang pribumi dan pedagang asing, terutama yang berasal dari Cina atau Tionghoa.
Hal itu mendorong Haji Samanhudi
untuk menghimpun pedagang pribumi agar mampu bersaing melawan para pedagang asing. Dengan mengharapkan perkembangan perekonomian Lokal.
Lahirnya SDI mangakibatkan konflik antara para pedagang pribumi dan pedagang
non pribumi. Belanda pun membekukan oganisasi Sarekat Dagang
Islam.
Sarekat Islam
Pada masa kepemimpinan H. O. S.
Tjokroaminoto, Sarekat Dagang Islam namanya diubah menjadi Sarekat Islam (SI).
Perubahan nama dari Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam terjadi pada
tahun 1912. Sedangkan pusat kedudukannya berada di daerah Surabaya. Perubahan nama organisasi
berpengaruh juga terhadap sifat keanggotaan SI, sebab anggota SI terbuka bagi
seluruh umat Islam Indonesia. Selain itu, ruang gerak SI juga semakin luas
yaitu perpusat pada masalah agama.
Tujuan SI antara lain:
- Memajukan perdagangan
- Membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan, terutama dalam bidang permodalan
- Memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli
- Memajukan agama Islam
Masuknya Pengaruh Komunisme ke dalam Sarekat Islam
SI yang mengalami perkembangan
pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme revolusioner. Paham ini
disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische
Sociaal-Democratische Vereeniging) pada tahun 1914. Pada mulanya ISDV sudah
mencoba menyebarkan pengaruhnya, tetapi karena paham yang mereka anut tidak
berakar di dalam masyarakat Indonesia melainkan diimpor dari Eropa oleh orang
Belanda, sehingga usahanya kurang berhasil. Sehingga mereka menggunakan taktik
infiltrasi yang dikenal sebagai "Blok di dalam", mereka berhasil
menyusup ke dalam tubuh SI oleh karena dengan tujuan yang sama yaitu membela
rakyat kecil dan menentang kapitalisme namun dengan cara yang berbeda.
Dengan usaha yang baik, mereka
berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda SI seperti Semaoen, Darsono, Tan Malaka,
dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi "SI
Putih" yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto dan "SI Merah" yang
dipimpin Semaoen. SI merah berlandaskan asas sosialisme-komunisme.
Foto : H. Samanhudi
Foto : Semaoen
Foto: Cokroaminoto
Sekian dulu updetannya yak.. :) semoga sukses :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar